Penguatan Kader Konservasi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

kegiatan Peningkatan kapasitas kader konservasi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang di Pimpin Oleh Andi Subhan Selaku koordinator Pelaksana

(Hidayat Marzuki, 18 oktober 2024)
Sebagai bagian dari perayaan dua dekade berdirinya, Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) menggelar kegiatan peningkatan kapasitas kader konservasi. Kegiatan yang dipimpin oleh Andi Subhan selaku Koordinator Pelaksana ini mengusung konsep outdoor, guna menumbuhkan semangat dan kedekatan para peserta dengan alam. Kader konservasi yang hadir berasal dari dua kabupaten dan merupakan binaan TN Babul dari berbagai angkatan. Kegiatan ini juga didukung oleh tenaga pengajar dari Universitas Hasanuddin, Yayasan Bumi Toala Indonesia (YBTI), dan Fauna & Flora (FF).
Kepala Balai TN Babul, dalam sambutannya, menegaskan komitmen balai untuk mendukung program konservasi berkelanjutan di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi. “Krisis lingkungan global ini menjadi tantangan besar bagi kita semua. Pemerintah mendukung berbagai gerakan, termasuk partisipasi kader konservasi, untuk menjawab tantangan ini melalui program seperti Green Youth Movement, Green Leadership, dan Green Ambassador,” ungkapnya.
Dalam sesi materi, Siady Hamzah dari Pusat Konservasi Universitas Hasanuddin menyoroti peran strategis kader sebagai agen perubahan di komunitas masing-masing. “Kader konservasi adalah ujung tombak yang langsung terjun di masyarakat. Peran mereka sangat penting untuk mendorong perubahan perilaku dan membangun kesadaran lingkungan di tingkat lokal,” ujarnya.
Kegiatan ini juga membuka kesempatan bagi kader untuk berbagi pengalaman dan inisiatif mereka. Salah satu peserta, seorang guru yang telah lama menjadi kader, mengungkapkan kebanggaannya terlibat dalam upaya konservasi. “Setiap tahun, saya ajak siswa-siswa saya mengunjungi TN Babul. Ini bukan hanya tentang belajar mengenal spesies endemik, tetapi juga membangun kesadaran untuk mengurangi sampah plastik dengan menggunakan tumbler. Saya ingin siswa-siswa saya mencintai alam sejak dini,” tuturnya.
Ismail, perwakilan dari komunitas Pangkep, mengangkat isu keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan pelestarian ekosistem. “Kami ingin mempertahankan alam, tetapi kami juga memahami kebutuhan masyarakat untuk mencari nafkah. Karena itu, diperlukan pendekatan yang seimbang agar keduanya bisa berjalan beriringan,” jelas Ismail, yang disambut positif oleh peserta lain.

Fardi Ali Syahdar dari YBTI memimpin diskusi penyusunan rencana aksi FK2TN

Sebagai sesi penutup, Fardi Ali Syahdar dari YBTI memimpin diskusi penyusunan rencana aksi FK2TN. Dalam sesi ini, Fardi mengajak para kader untuk berbagi tantangan dan inisiatif yang telah dilakukan selama ini. “Kita berada di sini untuk merumuskan langkah-langkah konkret sebagai kader konservasi, dengan mempertimbangkan lima isu strategis yang telah menjadi mandat kita bersama,” kata Fardi. Diskusi kelompok ini menghasilkan berbagai rencana aksi yang diharapkan menjadi acuan bagi kader ke depan.
Kegiatan selama tiga jam ini ditutup dengan sesi refleksi, di mana para peserta mengungkapkan komitmen mereka untuk terus berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan, meski tantangan global semakin kompleks.

Berita & Artikel Lainnya