Bumi Toala Indonesia Berperan Aktif dalam Aksi Kolaboratif #HentikanPolusiPlastik di Kanal dan Pasar Pa’baeng-baeng, Makassar

Makassar, 13 Juni 2025 — Dalam momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Bumi Toala Indonesia (Toala.id) turut berkontribusi dalam aksi kolaboratif lintas sektor yang berlangsung di Kanal Jongaya dan Pasar Pa’baeng-baeng, Kota Makassar. Aksi ini digelar oleh Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi dan Maluku – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Pusdal LH SUMA-KLH) bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar, dengan dukungan aktif dari berbagai elemen masyarakat, komunitas, dan pihak dunia usaha.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye global bertema #HentikanPolusiPlastik (#BeatPlasticPollution) yang dicanangkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP). Tema ini menjadi seruan bersama untuk menghentikan krisis plastik global yang telah berdampak besar terhadap kesehatan manusia, ekosistem air dan darat, serta iklim dunia. Di tingkat nasional, aksi ini juga mendukung pencapaian target pengelolaan sampah plastik sebesar 51,20% pada tahun 2025 sebagaimana tercantum dalam Kebijakan Strategis Nasional Pengelolaan Sampah dan RAN Sampah Laut.

Bumi Toala Indonesia menurunkan enam personil yang dikoordinir oleh tim program, dengan fokus pada pendekatan partisipatif: menghimpun data, persepsi, dan aspirasi warga serta pedagang pasar terhadap persoalan sampah plastik melalui penyebaran kuesioner dan dialog terbuka. Kawasan Pasar Pa’baeng-baeng menjadi titik utama intervensi, mengingat besarnya aktivitas ekonomi yang berkaitan langsung dengan produksi dan pembuangan sampah.

“Kami berterimakasin kepada pihak penyelanggara atas kolaborasi ini, Selain membersihkan sampah, kami juga mencoba menjaring aspirasi masyarakat sekitar. Bagi Bumi Toala, partisipasi aktif Masyarakat dalam penangan sampah, mutlak dibutuhkan,” ujar Nur Ilmi, Koordinator Program Bumi Toala Indonesia, yang turut serta dalam kegiatan ini.

Dari hasil diskusi lapangan, terungkap bahwa masyarakat menaruh perhatian besar terhadap isu sampah, namun masih terbatas dari sisi infrastruktur dan informasi. Rekomendasi dari hasil temuan ini akan dirumuskan dan disampaikan kepada pemangku kepentingan, untuk mendorong intervensi kebijakan yang lebih responsif.

Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, Toala.id juga tengah menjalankan program inovatif bernama Garbage Project – Toala.id. Inisiatif ini mengadopsi pendekatan garbology yang dikembangkan oleh antropolog William Rathje, yakni studi ilmiah terhadap sampah nyata sebagai sumber data perilaku konsumsi dan manajemen limbah. Alih-alih mengandalkan asumsi, pendekatan ini mendorong audit sampah mandiri oleh warga, yang kemudian digunakan untuk menyusun strategi pengurangan dan pengelolaan sampah yang sesuai dengan konteks lokal.

 

Program ini melibatkan berbagai lapisan masyarakat—dari anak muda, ibu rumah tangga, hingga pelaku usaha lokal—melalui pelatihan pemilahan sampah, dokumentasi data limbah, dan aksi bersih lingkungan berbasis komunitas. Dengan membangun pemahaman dari apa yang dibuang, Toala.id ingin mengajak warga melihat kembali pola konsumsi sehari-hari dan dampaknya bagi lingkungan.

“Data bukan hanya angka, tapi jembatan pemahaman. Garbage Project mengajak warga membaca kembali kebiasaan hidup dari apa yang mereka buang,” tambah Nur Ilmi.

Dalam sambutannya, Dr. Azri Rasul, SKM, M.Si, MH, Kepala Pusdal LH SUMA-KLH menyatakan bahwa peringatan Hari Lingkungan Hidup adalah bentuk komitmen nyata menjaga bumi.

“Aksi bersih kanal dan pasar ini bukan sekadar kegiatan fisik, melainkan bentuk nyata komitmen bersama. Melalui kegiatan ini, kita ingin membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga lingkungan dimulai dari lingkungan terdekat kita,” ungkapnya.

Arnianah Alwi, M.Si, Kepala Bidang Wilayah II Pusdal LH SUMA-KLH, juga mengapresiasi partisipasi Bumi Toala:

“Kami berterima kasih kepada Toala.id atas partisipasi aktifnya. Pendekatan yang mereka gunakan—berbasis riset dan dialog dengan warga—menambah dimensi penting dalam kegiatan ini. Ini menunjukkan bahwa penanganan polusi plastik tidak cukup hanya dengan aksi bersih, tetapi juga perlu pendekatan edukatif dan partisipatif.”

Aksi kolaboratif ini melibatkan unsur dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kota Makassar, Lantamal VI, Brimob Polda Sulsel, serta dukungan teknis dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang. Dari sektor swasta dan dunia usaha, turut hadir dukungan dari PT PLN, Pertamina, Pelindo, PT KIMA, PT Vale, Grab, Indofood, Air Minum Club, Aryaduta Hotel, Novotel, dan PT Arah.

Dengan melibatkan banyak pihak, kegiatan ini berhasil membersihkan kanal sepanjang 1,18 km dan menjangkau warga di lingkungan padat aktivitas. Dalam waktu dekat, Forum Peduli Kanal Makassar akan dibentuk sebagai forum dialog dan pemantauan lintas sektor untuk restorasi kanal yang lebih bersih dan sehat.

Keikutsertaan dalam aksi ini mempertegas arah kerja Bumi Toala Indonesia yang berpijak pada transformasi sosial-ekologis berbasis komunitas dan data.

Berita & Artikel Lainnya