Focus Group Discussion (FGD) : Bahas Dampak Perubahan Iklim

Yayasan Bumi Toala Indonesia, bersama Komunitas Sahabat Alam menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Di Bukit Ekowisata Bulu karube dan Kelurahan Lakkang

(Hidayat Marzuki.15 Oktober 2023)
Yayasan Bumi Toala Indonesia, bersama Komunitas Sahabat Alam, telah menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) pada Oktober 2023. Diskusi ini diadakan di dua lokasi penting, yaitu di Bukit Ekowisata Bulu Karube, Desa Tondongkura di Kabupaten Pangkep, dan di Kelurahan Lakkang, Makassar. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami dan mendokumentasikan dampak perubahan iklim yang dirasakan oleh masyarakat setempat, dengan fokus utama pada kelompok perempuan dan pemuda.
Di Desa Tondongkura, FGD yang berlangsung pada 15 Oktober 2023, dihadiri oleh kepala desa serta melibatkan ibu rumah tangga dan pemuda komunitas yang aktif berbagi pengalaman tentang dampak lingkungan. Para peserta menyampaikan sejumlah tantangan akibat perubahan iklim, termasuk kesulitan dalam budidaya tanaman pisang dan rambutan, sawah yang tidak lagi produktif, dan kendala dalam berkebun akibat suhu ekstrem serta kekurangan air. Dampak ini juga terasa dalam pemeliharaan ternak yang kini semakin sulit karena terbatasnya sumber air. Selain itu, para peserta mengingatkan kembali praktik-praktik ketahanan pangan dari generasi sebelumnya, seperti mengonsumsi tanaman alternatif “porang” atau “tirei” dan memanen sagu sebagai bahan pangan alternatif.
Sementara itu, di Kelurahan Lakkang, FGD difokuskan pada pengumpulan data baseline mengenai keadilan iklim untuk komunitas penerima manfaat Pundi Hijau. Diskusi ini membahas permasalahan pencemaran sungai akibat limbah industri, perubahan pola musim yang tidak menentu, serta kelangkaan air bersih. Warga Lakkang berbagi bahwa sungai setempat yang dulu menjadi sumber tangkapan ikan, udang, dan kepiting kini tercemar dan kehilangan biodiversitasnya. Selain itu, warga juga menghadapi kesulitan air bersih karena sumur-sumur tua yang dulu selalu berfungsi, kini banyak yang tidak terpakai, sehingga mereka harus membeli air dari sumur bor.

Peta Kawasan Pemukiman Pulau Lakkang, Makassar


Dalam FGD di Lakkang, para peserta diajak untuk mendokumentasikan kondisi setempat secara rinci. Kegiatan ini melibatkan pengisian kuesioner yang mengumpulkan data demografi, geo-sosial, serta geo-spasial.
Cerita dari beberapa peserta memperlihatkan betapa seriusnya dampak perubahan iklim di kedua lokasi ini. Ibu Nurjannah (32) dari Tondongkura berbagi bahwa perubahan musim tanam telah mengubah dinamika kehidupan petani, sementara Hariri (17) menyebutkan bahwa banyak pemuda yang memilih merantau karena terbatasnya peluang kerja di desa. Di Lakkang, pencemaran sungai yang semakin parah juga memaksa banyak warga untuk tidak lagi menggantungkan hidup dari hasil sungai, dan mereka beralih mencari kerja di luar wilayah Lakkang.
FGD ini menjadi langkah awal penting dalam merancang upaya mitigasi berbasis komunitas.

Berita & Artikel Lainnya