Pemda Luwu Timur Gelar Geopark Camp: Mendorong Peran Guru untuk Pelestarian Geopark Matano & Sistem Danau Malili

Pemerintah Daerah Luwu Timur mengadakan Geopark Camp di Laawaa River Park, kegiatan yang berlangsung meriah dengan antusiasme tinggi dari para peserta. Geopark Camp ini menjadi kesempatan bagi para guru SMA dari berbagai bidang seperti Biologi, Sejarah, dan Geografi untuk memperdalam pemahaman mereka tentang potensi Geopark Matano & Sistem Danau Malili dan mendorong peran aktif dalam pelestariannya. Lokakarya bersama para guru ini merupakan bagian penting dari Geopark Camp dan bertujuan memperkuat pemahaman mereka, sehingga mereka dapat menyampaikan nilai-nilai geopark kepada siswa sebagai generasi penerus.

Pada sesi pembukaan, Kepala Dinas Pariwisata Kab. Luwu Timur. Andi Tabacina menjelaskan maksud dan tujuan dari lokakarya ini. “Kegiatan ini dirancang untuk menginspirasi para guru agar menularkan semangat geopark kepada siswa, dengan harapan konsep ini bisa dikenal dan dicintai sejak dini,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah awal untuk memenuhi persyaratan dokumen yang dibutuhkan agar Geopark Matano & Sistem Danau Malili dapat diakui secara global pada tahun 2027.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Bapak Ismail, juga hadir untuk mendukung inisiatif ini. Beliau menyatakan komitmen untuk mendorong pengintegrasian konsep geopark ke dalam kurikulum lokal, sehingga siswa di wilayah ini dapat memahami dan menghargai kekayaan alam serta budaya daerah mereka. “Melalui pendidikan, kita bisa menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan,” ujarnya.  Hal senada disampaikan Kepala Kantor Kemenag Kab. Luwu Timur Drs. H. Muhammad Yunus, M.Pd.I, disela sambutannya, beliau mengapresiasi penyelenggara atas pelibatan Kemenag Kab. Luwu Timur juga menyampaikan dukungan penuh untuk pengusulan Geopark Matano & Sistem Danau Malili melalui upaya integrasi muatan Geopark kedalam pembelajaran formal di sekolah.

Materi Oleh Bapak Iwan Sumantri

Sesi pemaparan materi diawali oleh, Drs. Iwan Sumantri seorang Arkeolog Senior yang juga akademisi dari Universitas Hasanuddin. Iwan Sumantri yang juga merupakan inisiator Unesco Global Geopark Maros Pangep, mengajak peserta untuk mengeksplorasi sejarah dan budaya Tanah Luwu dalam materi berjudul “Bumi Batara Guru.” Ia membawakan materi dengan menyajikan fakta-fakta otentik tentang Danau Matano sebagai peradaban besi tertua di asia Tenggara, mengisahkan asal-usul nama Sorowako hingga pengaruh peradaban besi yang membawa pengaruh besar terhadap kemajuan peradaban di nusantara. “Kawasan Geopark Matano & Sistem Danau Malili ini memiliki jejak peradaban yang perlu diwarsikan,” ujarnya.  Ia juga mengulas persebaran manusia dalam konteks migrasi Out of Africa dan Out of Taiwan yang memiliki keterkaitan dengan penduduk di dataran Luwu, bahkan hingga ke wilayah Polinesia yang diyakini telah terjadi sejak 2000 tahun lalu.

Para guru kemudian dikelompokkan sesuai bidang mereka dan diajak mengembangkan ide-ide bahan ajar yang memuat tema geopark untuk diterapkan di sekolah. Dalam sesi ini, Andi Tabacina memfasilitasi diskusi aktif dan pertukaran gagasan di antara para guru, menciptakan suasana yang penuh semangat dan kolaboratif.

Hadir berbagi pembelajaran kelola Geopark, General Manager Unesco Global Geopark Ijen

Pada malam hari, Geopark Camp berlanjut dengan sesi yang dibawakan oleh Abdillah Baras, General Manager UNESCO Global Geopark Ijen. Abdillah berbagi pengalaman inspiratif tentang pengintegrasian konsep geopark ke dalam dunia pendidikan, seperti yang dilakukan di Geopark Ijen melalui pendekatan Citizen Geoscience. Ia menjelaskan bahwa pendekatan ini berhasil melibatkan masyarakat dan menghasilkan lebih dari 500 publikasi ilmiah terkait geopark, sebuah pencapaian yang memberikan inspirasi besar bagi para peserta Geopark Camp.

Pada hari kedua, peserta mengikuti diskusi kelompok terfokus (FGD) sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan self-assessment Geopark Matano & Sistem Danau Malili. FGD ini dibantu oleh tim fasilitator dari Enviro Vale, Bumi Toala, dan ahli geologi yang membimbing para guru dalam mengembangkan media pembelajaran bermuatan geopark yang relevan untuk diterapkan di sekolah masing-masing.

Menjelang akhir acara, Ketua Tim Percepatan Pengusulan Geopark Matano & Sistem Danau Malili menyampaikan harapan besar agar semua hasil diskusi dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata di lapangan. “Kita semua punya tanggung jawab untuk meneruskan semangat ini kepada siswa-siswa kita agar mereka memiliki rasa cinta dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan budaya lokal,” tuturnya dengan penuh harapan.

“Dengan berakhirnya Geopark Camp ini, para guru diharapkan dapat menjadi penggerak dalam upaya pelestarian Geopark Matano & Sistem Danau Malili dan menginspirasi generasi muda untuk menjaga kekayaan alam dan budaya ini. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang kuat menuju pengakuan global Geopark Matano & Sistem Danau Malili sebagai geopark yang diakui dunia,” sambung ketua tim, sambil menutup acara.

Berita & Artikel Lainnya