Makassar, 10 November 2024 – Setelah sukses melaksanakan Karst Heritage Festival bersama Balai Pelestarian Kebudayaan Wil. XIX Sulawesi Selatan, Yayasan Bumi Toala Indonesia (BTI) kembali menggelar event bertajuk karst yaitu, Karst Conservation Camp III (KCC III) pada desember 2024 mendatang, di kawasan karst Maros-Pangkep. Acara tahunan ini dirancang untuk mempertemukan komunitas konservasi, akademisi, serta masyarakat luas yang peduli pada ekosistem karst, dengan tujuan memperkuat jejaring konservasi dan meningkatkan kapasitas peserta dalam pengelolaan sumber daya alam serta pelestarian warisan budaya kawasan karst.
KCC III melanjutkan inisiatif Karst Conservation Camp sebelumnya yang digagas oleh Komunitas Sahabat Alam, jaringan komunitas yang juga di dalamnya Yayasan Bumi Toala Indonesia menjadi bagian dari komunitas. Kali ini, KCC III dipimpin oleh Wa Ode Nur Ilmi sebagai Koordinator Kegiatan dan direncanakan akan melibatkan sejumlah organisasi yang menjadi bagian dari jejaring Komunitas Sahabat Alam, termasuk Forum Pemuda Lopi-Lopi, Komunitas Kreatif Kampung Cedde (KACE), KPE Bantimurung, Mountia, FK2TNBABUL dan Maros Point.
Kegiatan ini juga didukung oleh sejumlah mitra strategis, antara lain National Archeology dan FK2TN Babul yang akan berperan dalam memperkaya kegiatan dan memberi dukungan pada upaya pelestarian budaya dan ekosistem karst.
Dalam rapat persiapan yang berlangsung di kantor Maros Point, Koordinator Kegiatan Wa Ode Nur Ilmi menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas komunitas dalam pelestarian karst dan membuka ruang bagi kolaborasi, baik secara personal maupun kelembagaan. “KCC III adalah wadah untuk membangun dan memperkuat kerjasama antar komunitas serta mengembangkan kapasitas kita dalam mengelola ekosistem karst secara berkelanjutan,” ujarnya. “Kami mengundang semua pihak yang memiliki visi yang sama untuk bergabung dan berkontribusi, baik sebagai individu maupun lembaga.”
Turut hadir dalam rapat ini Tim Media dan Informasi dan tim proyek karst Bumi Toala yang dipimpin oleh Albar, perwakilan dari Tim Maros Point dan perwakilan organisasi kolaboratir. Tim ini merumuskan agenda kegiatan yang menyeluruh dan mendalam, di antaranya:
• Workshop Edukatif tentang arkeologi publik, kebijakan pelestarian budaya karst, serta pengelolaan sumber daya berbasis komunitas.
• Simulasi Lapangan yang mencakup latihan teknik Single Rope Technique, rock climbing, dan caving untuk melatih keterampilan teknis penelusuran dan pelestarian gua.
• Dialog dan Focus Group Discussion (FGD) yang memberi kesempatan bagi peserta untuk berdiskusi mengenai tantangan dan peluang konservasi karst serta merumuskan strategi pelestarian berbasis komunitas.
• Field Visit ke lokasi karst di Maros-Pangkep untuk mengenal lebih dekat ekosistem ekso dan endokarst serta pengenalan keanekaragaman hayati lokal.
Tim Media dan Informasi yang dipimpin oleh Albar akan mendokumentasikan setiap tahap kegiatan untuk memastikan bahwa pesan konservasi karst tersampaikan secara luas. Sementara itu, Tim Proyek Karst telah menyusun kegiatan lapangan secara detail untuk memberikan pemahaman langsung kepada peserta mengenai ekosistem karst dan tantangan pelestariannya.
KCC III terbuka bagi komunitas, mahasiswa, pemerhati lingkungan, dan masyarakat umum yang ingin berkontribusi langsung dalam upaya pelestarian karst. Dengan kegiatan ini, Yayasan Bumi Toala Indonesia berharap dapat memperluas kesadaran konservasi dan memperkuat dampak nyata dari pelestarian kawasan karst yang esensial bagi ekosistem dan kebudayaan lokal.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Karst Conservation Camp III atau untuk pendaftaran peserta, silahkan menghubungi nomor : 081999189005 (Ilmi)